Perkembangan teknologi dewasa ini memaksa sebagian orang untuk menyesuaikan gaya hidup dengan teknologi yang pada hakikatnya memudahhkan manusia dalam melakukan beberapa hal. Namun, sebagian orang berpendapat bahwa datangnya hal baru tentu mendatangkan masalah baru. Perkembangan teknologi bagi sebagian orang menggiring manusia pada sifat malas, anti sosial, orientasi yang tidak terarah, kecanduan, memunculkan ide kejahatan yang lebih variative, serta penurunan kemampuan manusia pada beberapa hal, meskipun pada poin ini kemampuan manusia di bidang lain juga meningkat. Hal-hal yang berkenaan dengan perkembangan teknologi selalu bersifat paradoks. Maka tugas manusialah yang menentukan pemaksimalannya.

Perkembangan teknologi pada beberapa kondisi berdampak positif dengan semakin meluasnya penyebaran informasi dan pengetahuan yang mengaburkan batas ruang dan waktu sekaligus mengaburkan nilai-nilai dan norma yang dianut masyarakat. Perlu dipahami bahwa perkembangan teknologi yang sangat pesat berpengaruh secara signifikan terhadap individu maupun masyarakat memengaruhi aktivitas, metode, gaya hidup, cara berpikir. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi harus dimaksimalkan. Namun demikian, kemajuan teknologi perlu dikelola dengan baik, diperlukan kebijakan dan sikap disiplin dari setiap individu. Penggunaan teknologi sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan dapat membantu mengontrol pengaruh negatif teknologi bagi manusia dari aspek sosial maupun aspek kesehatan.

Pemanfaatan teknologi pada bidang komunikasi dewasa ini merupakan suatu lompatan besar peradaban yang pada akhirnya menciptakan demokrasi pengetahuan. Setiap indivu dapat terkoneksi dengan mudah melalui internet. Orang-orang mulai menggunakan metode baru dalam komunikasi. Pengunaannya oleh anak-anak tentu perlu mendapat perhatian yang lebih dari para orang tua. Pendampingan dan pengawasan dari orang tua perlu dimaksimalkan agar setiap anak tidak gagap teknologi tetapi juga tidak dikuasai oleh teknologi.

Orang tua sebagai pendamping dan pengawas anak-anak mereka dalam menggunakan teknologi, dalam hal ini gawai, perlu memiliki sikap yang bijaksana dalam penerapan pendampingan dan pengawasan terhadap penggunaan teknologi oleh anak mereka. World Health Organization (WHO) sangat menyarankan bahwa teruntuk anak-anak, lama waktu menatap layar tidak boleh lebih dari 1 jam, kita sebagai orang tua yang sayang kepada anaknya harus meluangkan waktu untuk anak agar melakukan aktivitas lain selain gadget, seperti menggambar, bermain sepeda, berenang, beribadah, mengaji dan lain sebagainya.
Era revolusi industri 4.0 digadang-gadang menjadi perubahan paling massif dalam peradaban manusia. Revolusi ini mengubah berbagai cara, metode, dan sistem yang sebelumnya telah ditetapkan manusia mengikuti teknologi. Perusahaan-perusahaan besar bidang teknologi mulai meraup keuntungan besar pada era ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan dan perkembangan teknologi telah berlangsung secara memyeluruh.

Pengaruh besar teknologi dalam hal ini positif salah satunya pada bidang pendidikan. Revolusi pendidikan yang dikuatkan dengan perkembangan pesat teknologi memicu perubahan besar pendidikan, karena itu hal ini boleh disebut sebagai revolusi. Revolusi pendidikan, seperti teknologi yang menjadi medianya memiliki sifat paradoks.

Penggunaan teknologi secara positif terbukti dapat meningkatkan minat belajar anak dengan tampilan multimedia yang menarik sehingga menghindarkan rasa jenuh pada kegiatan belajar mengajar. Namun, hal ini belum benar-benar merata diterapkan pada semua lini pendidikan. Oleh karena itu, perlu ada dukungan dari berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah, agar teknologi yang telah ada dapat dikembangkan dan bermanfaat dalam mendukung revolusi pendidikan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa jika kita membicarakan pendidikan di Indonesia, banyak hal yang perlu dibenahi, persoalan geografis dan lambatnya pemerataan pembangunan menjadi faktor yang mengakibatkan pendidikan di Indonesia secara merata tidak dapat mengakomodir tuntutan zaman. Beberapa daerah di Indonesia terkasih masih terbatas dalam mengakses teknologi, hal ini bukan tanpa sebab. Pemerataan pembangunan tidak sampai pada daerah-daerah tertentu di Indonesia, sehingga menyebabkan terjadinya perlambatan perkembangan. Namun, saya yakin pemerintah sedang berusaha untuk menuntaskan persoalan ini.

Maret 2020, corona virus disease 2019 atau Covid-19 dikabarkan memasuk Indonesia. Muncul dalam berbagai kontroversi yang menyita perhatian. Pro dan kontra mengenai virus ini memunculkan berbagai spekulasi mengenai fenomena ini, sebagain percaya dan sebagian tidak. Terlepas dari kontroversi virus ini, covid-19 turut berdampak dalam percepatan penerapan teknologi dalam dunia pendidikan. Pendidikan dipaksa untuk menggunakan teknologi dalam keterbatasan dan protocol kesehatan. Guru dan peserta didik mau tidak mau dipaksa menggunakan teknologi yang mungkin sebelumnya belum pernah disentuh, demi memenuhi kewajiban.
Di sisi lain, covid-19 memberi dorongan kuat bagi setiap penggiat pendidikan untuk memaksimalkan penggunaan teknologi yang mendorong revolusi pendidikan secara lebih menyeluruh. Meksipun demikian, hal ini tidak berlaku pada semua daerah di Indonesia. Maka, suka tidak suka kita perlu mengakui bahwa pandemi ini memberi kita banyak hal. Dia mengambil banyak hal sekaligus memberi banyak hal.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Artikel ini dibuat atas inisiatif Jihaduddin Akbar secara kolaboratif oleh siswa-siswa SMAN 1 Martapura: Gusti Galih Afria Soekma Iman, Rahmadaniah, Aditya Maulana, Muhammad Sulaiman Effendy, Zainah, Nur Amalia Fitri, Nur Nasywani, Rena Rizki Ananda, Nur Syifa Azra, Anna Fithriyana Nurhidayati, Siti Aisyah Az-Zahro, Reffiga Agustian, Syekh Muhammad Ramadani, Muhammad Syahdan Ridhani, Nazwa Amalia, Amalia Agil, Victorio Valentino, Siti Nazwa Natzriah, Aya Shofia, Irham Hidayatullah Sahrinanoor, Halisa Nurhadiya, Ulul Azmie, Nabila, Tajmila, Shofiana Shofaa Salsabila, Novyananda Aulya Zahra, Nur Hikmah, Mitha Nur Sabila, Alvina Rahmi, Fatia Azizah, Iliya Rahman, Annisa Nur Halizah, Ratna Sari, Nazla, Gusti Putri Yuli Yana, Getsya Ajizah, Nursyfa, Siti Azizaturrahman, Intan Maharani, Nurdiasari, Siti Zahra Hayati, Muhammad Hasbi Assidiqi, Nabila Aziza, Ahmad Sarpuji, Eka Amellya Putri. 

Diedit dan disunting oleh Jihaduddin Akbar